‹ BACK

Sungai Citarum dan Hak(nya) untuk Hidup

Puluhan dekade berlalu, Sungai Citarum masih menjadi ‘momok’ tersendiri bagi penduduk yang tinggal di sepanjang alirannya. Dengan predikat sungai terkotor di dunia, Citarum berhasil menyita perhatian publik dan pemerhati lingkungan untuk ikut mengamati berbagai persoalannya.

Sampai saat ini, penduduk sekitar bahkan kita, masih bergantung pada Sungai Citarum. Mulai dari sumber air bersih, kebutuhan pangan, hingga pembangkit listrik. Ini hanyalah sebagian kecil dari apa yang bisa Citarum berikan. Namun, pudarnya nilai kearifan lokal kian memperburuk keadaan Citarum. Masalah kesehatan; termasuk mental, juga menjadi perhatian yang harus diantisipasi oleh seluruh pihak.

Inilah waktunya bergerak dari diri sendiri! Berhenti membuang sampah ke sungai. Hindari penggunaan plastik sekali pakai dan mulai beralih ke tas jinjing atau kemasan yang bisa digunakan kembali. Sadarkah kita bahwa sampah terutama plastik yang kita buang, bisa saja hanyut ke sungai? Atau bahkan berakhir di lautan?

Namun, permasalahan yang terjadi tidaklah sesederhana seperti apa yang kita pikirkan sebelumnya. Karena masih ada limbah pabrik yang terus dibuang ke Sungai Citarum dan perlu adanya penegakan hukum. Apakah kita akan membiarkan limbah-limbah tersebut terus mencemari, merusak dan mengancam kehidupan bangsa?

Hanya dengan bersama-sama, kita akan bisa mengembalikan haknya untuk hidup. Karena Citarum telah menghidupi lebih dari 25 juta jiwa penduduk. Kita pun bisa menjadi bagian perubahan, dimulai dari sikap dan perilaku kita untuk peduli dan bertanggung jawab.

Kontak

Email
cerita.citarum@gmail.com